Monday, March 12, 2012

Kisah orang2 sukses

Semoga tulisan2 berikut ini bisa menginspirasi kita semua.

Semoga lahir orang sukses dari kita
Ayo semangaat ..

1. Sehat Sutardja
pria kelahiran Jakarta , 49 tahun silam. Nama ini mungkin terdengar asing
dan tidak familiar di Tanah Air. Tapi di Amerika Serikat, Sehat adalah
cerita sukses perjuangan seorang imigran yang tetap mengagungkan ilmu
untuk meraih sukses. Sadar menjadi cerdas di Indonesia tak bakalan
dihargai oleh negara , ia hijrah ke AS saat usianya masih 19 tahun.

Ia pun memilih tinggal dan menjadi warga AS. Siapa sangka, Sehat
kini termasuk salah satu orang terkaya di negeri Paman Sam, Amerika
Serikat (AS).

Bersama kakaknya, Pantas Sutardja, Sehat mendirikan
Marvell Technology Group, perusahaan yang terdaftar dan go public di indeks bursa Nasdaq New York Stock Exchange.

Namanya
tercantum dalam majalah Forbes dengan kekayaan bersih 1 miliar dolar AS
atau sekitar Rp. 10 triliun ( kurs Rp. 10 ribu per dolar AS . Ia masuk
dalam kategori Exclusive Billioners Club untuk pertama kalinya di tahun
2007. Perjuangan Sehat bersama tiga orang teman menembus industri
semikonduktor di AS bisa menginspirasi ketika seseorang yang bukan
siapa-siapa menjadi apa-apa. Kini Marvell, perusahaan yang dibentuknya
tahun 1995, berkibar sebagai perusahaan yang paling dipercaya publik
tahun 2005. Hanya dalam waktu 10 tahun!

Bukan cuma itu, Marvell tercatat sebagai one of the best managed
company in America dan menjadi kampium di semi-conductor company top
ten list. Semuanya bergengsi karena yang memilihnya adalah majalah
Forbes, majalah referensi utama ekonomi dunia.

Kisah Sehat dimulai saat ia kelas enam sekolah dasar di Jakarta
sekitar tahun 1970-an. Ia baru menyadari ketertarikannya pada bidang
elektronik ( komputer belum populer saat itu). Ia menyampaikan kepada
orangtuanya bahwa ia bakal berkarir di bidang elektronik. Orangtuannya
heran. Maklumlah, tahun 1970-an, karier di bidang elektronik berarti
menjadi tukang reparasi radio, dan syukur-syukur TV yang masih jarang
waktu itu. Sang bapak dan Ibu ingin Sehat menjadi dokter.

Sehat kecil sudah bermimpi menciptakan hal-hal hebat yang muncul
dari elektronik. Dia mulai gandrung dengan elektronika saat tanpa
sengaja menemukan buku fisika milik saudaranya yang membahas soal
listrik, rangkaian, kapasitor, resistor dan sebagainya. 30 tahun
setelah itu, ia bukan saja mewujudkan mimpinya. Ia bahkan membuat
bangga Indonesia meski tak lagi menjadi WNI. Tamat SMA di Kolese
Kanisius, Jakarta,Sehat yang memiliki otak cerdas berpikir sekolah di
Indonesia belum menghargai ilmu.

Bermodalkan semangat, ia melamar di University of
California,Berkeley , AS. Diterima di universitas bergengsi tak berarti
jalan hidup Sehat lurus-lurus saja. Pada 1995,Sehat berpikir bahwa bila
ingin sukses ia harus memiliki perusahaan sendiri. Maka, bersama
Pantas, dan istrinya, Weili Dai, mereka mengumpulkan duit lalu
mendirikan perusahaan IT, Marvell Group. Tahun-tahun awal dilalui
dengan sukses berat. Mereka bekerja tak kenal waktu siang dan malam
demi kesempurnaan produknya.

Mereka bahkan tidak menggaji diri mereka sendiri dan hidup dalam
kesederhanaan. Jarang sekali mereka bertemu dengan keluarga. Bahkan
saat produk pertama mereka muncul di pasaran, mereka masih harus
berjuang keras meyakinkan pembeli untuk membeli produk mereka tersebut.
“Saat itu kami sangat-sangat kecil, terlalu berisiko,” kenang Sehat.
“Saat itu sangat berat untuk kami. Kami rasa saat itu kami beruntung
mendapatkan pelanggan, namun kami berhasil menciptakan produk yang tak
dapat dilakukan oleh pesaing kami. Setelah tiga atau empat tahun
berjalan, kami mendapatkan satu pelanggan. Tahun berikutnya kami
mendapatkan pelanggan lainnya.”

Akhirnya
mereka berhasil. Tahun 2003, Ernst & Young menganugerahi Sehat dan
istrinya sebagai Entrepreneur of the Year atas kegigihan mereka dalam
inovasi, kepemimpinan teknologi, dan kesuksesan bisnis. Marvell
bermarkas di Sunnyvale, AS. Hanya butuh waktu 10 tahun untuk
membesarkan Marvell.

Siapa yang mengira hanya dalam tempo 10 tahun, Sehat kini memimpin Marvell yang memiliki 1.800 pegawai dan menjelma menjadi perusahaan berharga miliaran dolar AS. Berdasarkan
kesuksesan dan pengalamannya, Sehat memberikan nasihat kepada para
mahasiswanyam “Belajarlah sebanyak mungkin, tentang software, biologi,
fisika lanjutan, semua hal. Mengetahui satu jenis pengetahuan saja
tidaklah cukup. Banyak orang berhenti belajar ketika mereka ingin
menjadi seorang pengusaha. Itu adalah kesalahan terbesar yang ada.”

2. Nelson Tansu - Profesor Termuda
Kisah sukses lainnya diperlihatkan Profesor Nelson Tansu. Siapa lagi nih?
Asal tahu saja, Nelson adalah peraih gelar profesor termuda di AS.
Nelson adalah ilmuwan kelahiran Medan, 20 Oktober 1977.

Ia meraih gelar profesor di bidang electrical engineering sebelum
berusia 30 tahun. Ia menjadi lulusan terbaik dari SMA Sutomo 1 Medan.
Pernah menjadi finalis team Indonesia di Olimpiade Fisika. Meraih gelar
sarjana dari Wisconsin University yang ditempuhnya dalam 2 tahun 9
bulan dan dengan predikat Summa Cum Laude.

Ia meraih gelar PhD dalam usia 26 tahun di universitas yang sama.

Nelson
mengaku, orang tuanya hanya membiayai pendidikannya hingga sarjana.
Selebihnya, karena otaknya yang encer, ia menjadi rebutan tawaran
beasiswa. Dia juga merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi
profesor di Lehigh University, tempatnya bekerja sekarang.
Tesis doktoralnya mendapat award sebagai “The 2003
Harold A. Peterson Best ECE Research Paper Award” mengalahkan 300 tesis
doktoral lainnya.

3. Batara Kesuma / Batara Eto
Di Jepang, situs jejaring social paling popular bukan facebook, apalagi
friendster. Di negeri matahari terbit, situs Mixi-lah yang jadi raja.
Ternyata di balik Mixi adalah seorang Indonesia.
Cerita
soal orang Indonesia di balik situs mixi didapati dari seorang guide
bernama Rita, saat wartawan OTO Dadan Kuswahardja mengunjungi Tokyo,
Jepang dalam rangka Tokyo Motor Show.
Rita-san, orang Indonesia yang sudah menjadi warga Negara Jepang,
mengatakan di Jepang situs jejaring social yang popular memang bukan
facebook atau friendster. Situs Mixi.jp lebih disukai karena
menggunakan tulisan kanji yang hanya dimengerti oleh orang Jepang atau
mereka yang secara khusus mempelajarinya.

Uniknya, Rita-san mengatakan, situs ini sebenarnya di buat oleh
orang Indonesia. “ceritanya dulu dia kerja di Jepang, dia sering
buka-buka friendster pas kerja. Pas bosnya ngeliat penasaran, tertarik
dan akhirnya bikin situs jejaring sendiri,” tutur Rita-san.

Menurut Rita-san, situs mixi kemudian menjadi popular dan disukai
banyak orang di Jepang. Tentunya juga mendatangkan uang lewat iklan
didalamnya.

“Bos ini kemudian membalas budi dan menjadikan orang Indonesia itu komisarisnya Mixi,”tutur Rita-san
Tentunya, cerita dari mulut ke mulut semacam ini bias jadi penuh dengan
distorsi dan bumbu-bumbu. Apalagi Rita-san kemudian tidak ingat nama
orang Indonesia yang sukses di negeri sakura tersebut.
Penelusuran
singkat yang dilakukan lewat Google, menemukan beberapa ‘jejak’ Mixi
dan pembuatnya. Di Alexa misalnya, Mixi memang menduduki posisi tinggi
(no.8) di Jepang. Facebook tak Nampak di jajaran 20 besar situs di
Jepang versi Alexa tersebut.

Pengembang Mixi pun terlacak dalam kehadirannya di
MySQL User Conference 2006. Disana nama Batara Kesuma yang sangat
‘Indonesia’ tercatat sebagai pembicara, ia disebut sebagai lulusan
puter science dari Takushoku University, Tokyo. Dan pada 2006 tercatat
sebagai Chief Technology Officer Mixi Inc.

Selain itu nama Batara juga tercatat di Wikipedia sebagai Batara
Eto. Disebutkan bahwa pria kelahiran 1979 itu telah menjadi Warga
Negara Jepang sejak 2007 dan mengubah nama belakangnya menjadi Eto
sesuai nama belakang kakeknya yang merupakan orang Jepang. Namun
tulisan di Wikipedia ini tidak menyebutkan sumber yang jelas.

Meski mungkin bukan lagi Warga Negara Indonesia, sukses Batara di
Negeri Sakura bolehlah jadi teladan bagi generasi muda di Indonesia.
Pada usianya yang relatif muda Batara telah sukses ‘mengalahkan’
facebook di Jepang. Jika Batara bisa, anda juga bisa!

4. Ken Soetanto
Ken Kawan Soetanto mungkin menjadi orang Indonesia yang paling sukses
berkiprah dari sisi akademik di luar negeri. Bayangkan, ia sudah
mematenkan 31 penemuannya, 29 di Jepang, dua di AS, untuk bidang
interdisipliner ilmu elektronika, kedokteran, dan farmasi.

Soetanto juga adalah peraih gelar profesor dan empat doktor
sekaligus dari empat universitas berbeda di Jepang. Sebegitu
terkenalnya Soetanto di Jepang sampai-sampai oleh mahasiswanya ia
memiliki metode khusus mengajar yang diberi nama “Metode Soetanto” atau
“Efek Soetanto”.

Metode ini menekankan pada menggali aspek yang menyentuh hati
mahasiswa dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan yang
ingin diraih. Pemerintah Jepang sangat menghargai Soetanto yang sudah
menjadi warga Jepang ini.

Satu penemuannya bernama NEDO (The New Energy and Industrial
Technology Development Organization) memberinya penghormatan sebagai
penelitian puncak di Jepang dalam rentang 20 tahun, 1987-2007. “Itu
riset smart medicine atau obat cerdas yang mampu menelusuri sistem
jaringan pembuluh darah untuk mencari sel-sel kanker dan
melumpuhkannya,” kata Soetanto. Mengapa ia hijrah ke Jepang? Soetanto
mengatakan, “Negara tanpa riset akan lemah. Riset harus dikembangkan melalui pendidikan yang baik.
Di Indonesia, Soetanto pernah merasa terbuang.

Tahun 1965, ketika terjadi pergolakan politik menentang komunisme,
hak mendapat pendidikan Soetanto terampas. Sekolahnya, Chung-Chung High
School di Surabaya ditutup untuk selamanya. Soetanto hanya
menyelesaikan pendidikannya sampai kelas I SMA. Selama tak lagi
bersekolah, dia bekerja mereparasi elektronik di toko abangnya di
Surabaya. Setelah uang terkumpul, berangkatlah dia ke Jepang tahun 1974.

Sumber

No comments:

Post a Comment